News  

Sejarah Bensin Dan Bahan Bakar Lainya, Manfaat Serta Dampaknya

bahan bakar
contoh fosil dari jutaan tahun sebagai sumber bahan bakar kini / pikiran-rakyak.com

Bensin (atau bahan bakar minyak, gasoline) berasal dari minyak bumi, yang terbentuk dari fosil tumbuhan dan hewan yang mati dan terperangkap dalam sedimen selama berjuta-juta tahun. Minyak bumi dapat ditemukan di bawah permukaan bumi dan harus diambil dengan mengebor sumur.

Setelah diambil, minyak bumi melalui serangkaian proses pemrosesan dan pengolahan untuk menghasilkan bahan bakar, seperti bensin, diesel, dan propana. Proses pemrosesan melibatkan tahapan seperti pemisahan fraksi, hidrogenasi, dan dehidrogenasi, yang mengubah minyak bumi menjadi produk yang lebih berguna seperti bensin.

Setelah produk-produk ini dihasilkan, mereka seringkali dicampur dengan bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas dan performa bbm, seperti anti-karat, pengencer, dan pengawet. Dalam proses ini, bahan-bahan tersebut disebut sebagai “aditif”.

Sebagian besar bensin yang kita gunakan sekarang berasal dari minyak bumi, meskipun ada juga alternatif sumber energi berbasis bahan bakar, seperti nabati dan bahan bakar listrik.

Sejarah Bahan Bakar Dalam Peradaban Manusia

Sejarah penemuan bahan bakar bermula sejak manusia pertama kali menemukan api. Bahan bakar pertama yang ditemukan manusia adalah kayu bakar. Kemudian, manusia menemukan bahan bakar lain seperti arang batu dan batubara.

Batubara pertama kali ditemukan sekitar 2.000 tahun yang lalu oleh masyarakat Cina dan digunakan untuk memanaskan rumah dan memasak makanan. Kemudian, batubara mulai digunakan untuk memanaskan boiler dan membangkitkan listrik pada abad ke-18.

Minyak bumi, bahan bakar lain yang penting, pertama kali ditemukan pada abad ke-19 di Amerika Serikat dan di Eropa. Awalnya, minyak bumi digunakan untuk lampu minyak dan sebagai bahan bakar untuk mesin uap. Kemudian, minyak bumi mulai digunakan sebagai bahan bakar utama bagi transportasi dan industri.

Baca Juga:   Sudah Cair, Berikut Cara Cek Penerima Bansos PKH, BNPT, BSU, Kartu Prakerja dan BLT UMKM

Gas alam juga ditemukan selama abad ke-19 dan digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk memasak dan memanaskan rumah.

Penemuan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam membuka jalan bagi revolusi industri dan membantu mempercepat perkembangan teknologi dan ekonomi. Namun, bahan bakar fosil juga menimbulkan masalah lingkungan, seperti peningkatan emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, saat ini banyak usaha untuk mengembangkan bahan bakar alternatif, seperti bahan bakar nabati dan energi terbaru, seperti tenaga surya dan angin.

Yang menjadi issu global saat ini adalah mengenai dampak rumah kaca akibat dari meningkatnya emisi yang sangat berdampak fatal bagi bumi, saat ini seluruh negara di dunia bekerja sama dalam masalah tersebut bagaimana cara mengatasi untuk meminimalisir dampak fatal yang di akibatkan dari emisi tersebut.

Apa Itu Rumah Kaca

Rumah kaca adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi di mana gas-gas tertentu seperti karbondioksida (CO2), metana, dan gas freon membendung radiasi matahari yang masuk ke Bumi. Efek ini disebut efek rumah kaca dan bertanggung jawab atas peningkatan suhu global.

Gas-gas tersebut membendung radiasi matahari dan mencegah energi ini untuk meninggalkan Bumi, sehingga meningkatkan suhu Bumi. Hal ini menyebabkan perubahan iklim, yaitu peningkatan suhu global, peningkatan frekuensi dan intensitas perubahan cuaca, perubahan musim, dan berkurangnya jumlah es di kutub.

Baca Juga:   Banjir Landa Beberapa Ruas Jalan Pangkalan Bun

Dampak Rumah Kaca

Dampak dari efek rumah kaca bagi manusia dan bumi sangat besar. Peningkatan suhu global menyebabkan perubahan iklim dan mempengaruhi ekosistem Bumi, termasuk ekosistem air, tanah, dan tumbuhan. Hal ini juga menyebabkan pergeseran populasi spesies dan kepunahan spesies.

Bagi manusia, efek rumah kaca menyebabkan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pertanian, air, dan sumber daya alam lainnya. Hal ini juga menyebabkan bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai yang semakin sering terjadi, mengancam keamanan makanan dan air bersih bagi jutaan orang.

Untuk mengatasi efek rumah kaca, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, dan mengadopsi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab lingkungan. Ini akan membantu memperlambat perubahan iklim dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat hidup dalam lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Terimakasih

Avatar Koran Fakta
Editor Koran Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.