Berisiko Resesi 2023, Apa Sih Penyebabnya? Baca Penjelasanya Disini!

Apabila kita membahas kondisi yang ada hubunganya dengan anjloknya keadaan ekonomi suatu negara, terlebih yang berhubungan dengan isi lambung rakyatnya yang apa-apa susah di masukan, maka kebiasaan sebagian besar warga indonesia yang notabenya masuk dalam kategori “warga yang harus bersyukur” maka sambil menarik napas, dengan pandangan kosong sambil berpikir “apa itu Resesi 2023” selanjutnya entah apa yang di pikirkan setelahnya dengan tanpa menyeruput kopi yang walaupun mampu di beli tapi lebih baik uangnya untuk biaya hidup yang selalu kurang. Maka sempurnalah keadaan sebagian warga yang sangat banyak tersebut dari segi pasrah tur narima dan selalu harus bersyukur.

Mencari uang susah apalagi mencari sebongkah berlian, setelah mendapat pekerjaanpun pun harus memikirkan yang apa-apa serba mahal yang terkadang itupun susah di cari, padahal katanya indonesia negara kaya, tongkat kayu dan batu pun bisa jadi tanaman.

Isu Resesi Ekonomi 2023?

Resesi 2023 jika mengacu kepada pemahaman masyarakat yang hanya taunya mencari nafkah untuk keluarga dengan pendidikan yang paling tinggi menengah atas dan status sosialnya hanya pencari serabutan pengertian Resesi 2023 adalah, bahwa keadaan ekonomi indonesia sedang tidak baik-baik saja, beda kelas jika pemahaman secara para kaum intelektual pengertianyapun sangat bonafit sebagaimana di bawah ini :

Mengacu kepada para ekonom yang telah memprediksi indonesia akan mengalami Resesi 2023, sebagai dampak dari ramainya pihak bank pusat di seluruh dunia yang menaikan suku bunga secara bersamaan serta besar-besaran yang tentunya hal ini akan berimplikasi pada nilai jual transaksi menjadi lebih mahal dalam waktu yang tidak sebentar.

Baca Juga:   Resesi 2023 Indonesia: Mengerikan Ternyata Indonesia Pernah Resesi 3 Kali Loh!

Apa Itu Resesi ?

Resesi secara ekonomi adalah merosotnya pertumbuhan suatu negara di karnakan faktor penurunan Produk Domestik Bruto (PBD), meningkatnya pertambahan pengangguran, merosotnya pendapatan rill, sedikitnya jumlah lapangan kerja, dll yang dapat di ukur dengan dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.

Di saat terdampak resesi pertumbuhan ekonomi bisa sampai “0” % bahkan lebih, yakni berada di minus jika dalam keadaan terburuknya. PBD menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang menjadi acuan dalam mengukur serta melihat perkembangan suatu negara.

Faktor Penyebab Resesi

  • Inflasi

Adalah kondisi di mana harga barang-barang secara terus menerus mengalami kenaikan, pada dasarnya inflasi bukan sesuatu yang tidak sehat akan tetapi inflasi yang berlebihan sangat mebahayakan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

  • Deflasi

Deflasi adalah kondisi di mana harga barang-barang turun dari waktu ke waktu, bagi kita mungkin itu suatu yang menggembirakan akan tetapi secara pemahaman ekonomi dengan menurunya harga suatu barang yang berlebihan akan berakibat pada upah yang menurun. Dampaknya dunia usaha akan berhenti mengeluarkan modal yang berakibat pada rusaknya perekonomian negara.

  • Gelembung aset

Penggelembungan aset menjadi salah satu faktor resesi terjadi, kondisi suatu negara bisa menjadi sebab serentaknya para pengusaha menjual asetnya hal ini bisa memicu resesi dengan banyaknya investor yang panik sehingga menjual sahamnya atau sebagainya yang menjadi kondisi di mana pasar saham dan real estate menggelembung lalu pecah kemudian terjadilah panic selling yang dapat menghancurkan pasar sehingga menyebabkan resesi.

  • Hutang
Baca Juga:   5 Masalah Kenapa Sepak Bola Di Indonesia Kurang Berkembang

Hutang-piutang yang terjadi di dunia bisnis dapat menjadi masalah ekonomi yang serius karna dari tumpukan hutang yang serentak dengan kondisi yang tidak stabil dapat menjadi faktor tidak bisanya melunasi hutang tersebut sehingga mengakibatkan salah satu faktor pencetus resesi

  • Tehnologi

Di jaman yang serba canggih di mana tehnologi banyak mengambil alih pungsi tenaga kerja manusia sehingga mengakibatkan penurunan produktifitas SDM alih-alih penghematan banyak masyarakat akhirnya menganggur karna telah di gantikan oleh mesin atau robot.

  • Produksi dan konsumsi

Tingginya produksi yang tidak di barengi dengan konsumsi akan mengakibatkan penumpukan stok tersedia suatu barang sehingga berakibat pada penurunan laba yang dapat mempengaruhi pasar modal dengan melemahnya dunia usaha tersebut.

  • Ekspor-impor

Impor yang lebih besar berbanding ekspor atau sebaliknya dapat menjadi defisit anggaran negara yang berdampak pada perekonomian.

  • Penggangguran

Tingginya pengangguran suatu negara yang tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warganya sehingga pergerakan perekonomian lemah akan berakibat pada kriminalitas untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Baca Juga Berita Terbaru Lainnya di Google New